Keutamaan Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram, Amalan Mulia Penuh Keberkahan
RATASTV, – Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Dalam Al-Qur’an dan hadis, banyak dijelaskan keutamaannya, termasuk pahala yang dilipatgandakan bagi setiap amal kebaikan. Salah satu amalan yang sangat dianjurkan di bulan ini adalah menyantuni anak yatim.
Rasulullah SAW telah memberikan teladan mulia dalam mencintai dan menyantuni anak-anak yatim. Sepanjang hidupnya, beliau senantiasa memperhatikan mereka, memastikan mereka tidak kehilangan kasih sayang dan kebutuhan hidup setelah ditinggalkan ayahnya.
Tidak hanya melalui teladan Nabi, perintah untuk menyayangi dan memuliakan anak yatim juga banyak disebutkan dalam Al-Qur’an. Ketika amalan tersebut dilakukan di bulan Muharram, tentu akan semakin besar pahala dan keberkahannya. Apalagi, kebaikan tersebut juga mampu menghadirkan kebahagiaan di hati anak-anak yatim. Masyaallah…
Di Indonesia, tanggal 10 Muharram dikenal luas sebagai Lebaran Anak Yatim. Meskipun dalam Islam hanya terdapat dua hari raya utama, yakni Idulfitri dan Iduladha, penyebutan ini merujuk pada tradisi lokal untuk memuliakan anak-anak yatim di hari Asyura.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadis dari Anas bin Malik RA:
“Rasulullah SAW datang ke Madinah dan melihat masyarakat di sana memiliki dua hari raya di mana mereka bergembira. Rasulullah bertanya, ‘Apa dua hari ini?’ Mereka menjawab, ‘Kami biasa bermain pada dua hari ini sejak zaman Jahiliyah.’ Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya Allah telah menggantikan dua hari itu dengan yang lebih baik, yaitu Iduladha dan Idulfitri.’” (HR. Abu Daud)
Meski demikian, terdapat riwayat dalam kitab Tanhibul Ghafilin yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyayangi anak yatim dan memberikan perhatian khusus kepada mereka pada hari Asyura. Disebutkan pula:
“Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram), niscaya Allah memberikan seribu pahala malaikat dan 10.000 pahala syuhada. Dan barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, Allah akan mengangkat derajatnya pada setiap helai rambut yang diusapnya.”
Perlu diketahui, sejumlah ulama berbeda pendapat mengenai validitas riwayat ini. Namun, hikmah yang bisa diambil tetaplah bermakna—yakni ajakan untuk peduli dan mengasihi anak-anak yatim, sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Bulan Muharram adalah momentum istimewa untuk berbagi, mengulurkan tangan, dan menebar kasih sayang. Dengan menyantuni anak yatim, kita tidak hanya berharap pahala, tetapi juga menapaki jalan menuju surga bersama Rasulullah SAW.
Semoga di bulan yang mulia ini, kita dimampukan untuk memuliakan dan mencintai anak yatim dengan sepenuh hati. Aamiin.