RATAS — Menjadi pejabat publik adalah impian banyak warga negara. Namun, harapan itu sering kali berhadapan dengan realitas politik yang kompleks, seperti yang dialami oleh sejumlah kader organisasi sayap partai, termasuk Pedagang Pejuang Indonesia Raya (Papera).
Papera dikenal luas sebagai salah satu organisasi sayap partai besutan Don Muzakir dan Sudaryono—tokoh politik yang kini menduduki posisi penting di pemerintahan, yakni sebagai Wakil Menteri Pertanian RI dan Komisaris PT Pupuk Indonesia. Popularitas Papera pun terdongkrak karena kontribusinya dalam memenangkan pasangan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024.
Namun di balik pencapaian itu, muncul cerita lain yang mencerminkan dinamika internal organisasi. Salah satu mantan pimpinan Papera yang kini aktif di organisasi Perisai Prabowo mengungkapkan pengalaman pahitnya.
“Kami dulu pernah dijanjikan jabatan seperti komisaris. Tapi semua itu cuma janji angin surga. Yang benar itu ya kerja nyata, bukan sekadar janji,” ujar sumber yang akrab disapa Abah, Kamis 19 Juni 2025
Lebih lanjut, Abah mengenang bagaimana perpecahan dalam tubuh Papera terjadi menjelang Pilpres 2024. “Perjuangan kami saat itu terpecah karena manuver elit organisasi yang memaksakan pola kepemimpinan. Saya yang sulit dikendalikan oleh oknum tertentu akhirnya memilih mundur,” tuturnya.
Pernyataan Abah menambah catatan penting bahwa di balik gemerlap kemenangan politik, masih tersimpan dinamika internal dan pergulatan yang tidak selalu terlihat publik.