banner

Beringin “Memanas”, Isu Munaslub Golkar Menyeruak, Nusron Kabarnya “Direstui” Istana untuk Gantikan Bahlil 

Kamis, 31 Juli 2025 17:29 WIB
Oleh: Agus Supriyanto
IMG-20250731-WA0145

RATASTV – Suhu politik di Partai Golkar sedang tinggi-tingginya. Partai berlambang beringin itu, saat ini, tengah memanas.

Isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar menyeruak ke permukaan. Kabarnya, Istana sudah “merestui” salah satu nama kader terbaik beringin untuk menggantikan Bahlil Lahadalia.

Kader tersebut adalah Nusron Wahid. Pria alumni Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI)-kini Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya (FIB)- yang menjabat sebagai menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Kabinet Merah Putih itu kabarnya telah dipanggil Presiden Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Sumber RATASTV.CO di internal beringin menyebutkan, Istana “merestui” Nusron Wahid untuk dijadikan sebagai ketua umum Partai Golkar menggantikan Bahlil dalam munaslub yang akan digelar paling lambat Desember 2025. “Sudah itu. (Istana) sudah merestui Nusron. (Sudah) dipanggil di Hambalang,” ucap sumber tersebut, Kamis, 31 Juli 2025.

Alasan Mengapa Bahlil akan Diganti

Mengapa Bahlil akan dilengserkan dari kursi ketua umum (ketum) Partai Golkar? Sumber internal beringin menyebutkan, ada beberapa alasan.

“Pertama, manuver Bahlil di Kabinet Merah Putih sering merusak citra pemerintah. Sekaligus mencoreng nama baik Golkar. Kebijakan Bahlil sebagai menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan menteri investasi saat itu sangat melukai rakyat kecil yang nota bene adalah pemilih setia Golkar,” urainya.

“Seperti larangan pengecer menjual LPG 3 Kg. Lalu, pemberian izin investasi tambang di Raja Ampat yang saat itu Bahlil menjadi menteri investasi. Bahlil disebut-sebut turut bertanggung jawab atas penerbitan izin yang dinilai merusak kawasan konservasi Raja Ampat itu,” paparnya.

Alasan lain, kata sumber itu adalah, Bahlil lebih menopang kepentingan Jokowi yang saat ini sudah tidak menjadi presiden. “Tentu ini tidak sesuai dengan arah Golkar yang saat ini ada di dalam Kabinet Merah Putih di bawah komamdo Presiden Prabowo,” tambahnya lagi.

Selain itu, sambungnya, banyak pihak di internal Golkar membuat penilaian bahwa Bahlil gagal memposisikan partai sesuai arah kekuasaan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto. Harusnya menjadi partai yang siap beradaptasi, bukan malah menjadi penopang bayangan kekuatan masa lalu (Jokowi),” ia menguraikan.

Ada alasan lain? “Masih ada alasan lainnya. Misalnya perilaku Bahlil baik pribadi yang kontroversial maupun secara struktural tidak menguntungkan Golkar di mata rakyat. Lalu, banyak senior Golkar yang ‘disingkirkan’ dan lebih banyak mengakomodasi orang baru yang tidak proporsional di struktur partai,” cetus sumber tersebut.

Isu Munaslub Hoaks

Sementara itu, seorang petinggi di DPP Partai Golkar yang enggan namanya di-online-kan menyebutkan, isu munaslub itu hoaks. “Itu hoaks (tidak benar),” ujar petinggi Partai Golkar yang ada di dewan etik tersebut.

Kata dia, saat ini, Bahlil dan Presiden Prabowo baik-baik saja. “Baik-baik saja dan makin dekat malah,” tegasnya.

Terpisah, mantan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurul Arifin saat dikonfirmasi redaksi Kantor. Berita RATASTV.CO mengenai isu munaslub mengatakan, dirinya baru mendengar hal itu. “Baru dengar, Mas,” jawab Nurul Arifin melalui pesan WhatsApp, Kamis sore, 31 Juli 2025.

Sekjen Partai Golkar tidak Banyak Komentar

Mengenai isu munaslub dan Istana merestui pergantian Bahlil, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Golkar, Muhammad Sarmuji tidak banyak berkomentar. Mantan ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur itu menilai, isu tersebut hanya desas-desus yang tidak perlu ditanggapi.

“Desas desus tidak perlu ditanggapi. Ibarat asap tanpa api,” ungkap Sarmuji, kepada awak media. (AGS)

 

 

Berita Terkait
Mungkin anda suka
WhatsApp Image 2025-07-16 at 12.31.43
Terpopuler
RUPA COWORKING_COMPANY PROFILE_page-0001
Terbaru
Tagar Populer
Pengunjung