banner

Wamenkes Sesalkan Insiden Dokter RSUD Sekayu Dipaksa Lepas Masker

Jumat, 15 Agustus 2025 08:26 WIB
Oleh: Marshel
Dokter RSUD Sekayu yang dipaksa lepas masker oleh keluarga pasien. (Sumber: TikTok)
Dokter RSUD Sekayu yang dipaksa lepas masker oleh keluarga pasien. (Sumber: TikTok)

RATASTV – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono buka suara terkait insiden dokter dipaksa membuka masker saat memeriksa pasien di RSUD Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

“Kami sangat menyesalkan tindakan kekerasan kepada dokter,” ujar Dante Saksono Harbuwono di Tangerang, Kamis (14/8).

Menurut Dante, tenaga kesehatan berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam menjalankan tugasnya.

Dante menjelaskan, keselamatan dan keamanan tenaga kesehatan dilindungi Undang-Undang Nomor 17/2023 tentang Kesehatan.

“Kementerian Kesehatan menjamin seluruh tenaga kesehatan, maupun tenaga medis untuk bisa bekerja tanpa kekerasan,” kata Dante.

Seorang dokter bertugas menjalankan tugasnya berdasarkan standar profesi, prosedur operasional baku. Hal itu adalah standar pelayanan kesehatan yang berlaku di masing-masing fasilitas kesehatan.

“Kalau masyarakat tidak puas dengan pelayanan dokter, ada salurannya dirumah sakit. Tapi tidak dengan kekerasan,” kata Dante.

Dante berharap kasus kekerasan terhadap dokter tidak terjadi lagi pada fasilitas kesehatan di Indonesia.

“Semua pihak harus menciptakan lingkungan pelayanan yang aman, bermartabat dan saling menghormati,” tandasnya.

Viral di Media Sosial 

Sebelumnya , RSUD Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan mendadak jadi sorotan nasional setelah beredar video 1 menit 5 detik.

Video itu menampilkan momen menegangkan antara keluarga pasien dan seorang dokter spesialis penyakit dalam, dr Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, K-GH, FINASIM.

Dalam rekaman itu, keluarga pasien tampak memaksa sang dokter untuk melepas masker di dalam ruang perawatan.

Padahal, menurut aturan rumah sakit, masker wajib digunakan di semua area demi mencegah penularan penyakit.

Namun, suasana di ruangan tersebut justru memanas. Wajah keluarga pasien terlihat penuh emosi, sementara dr Syahpri tetap berusaha tenang menjalankan tugasnya.

Setelah video viral, pihak keluarga akhirnya angkat bicara. Dalam sesi mediasi resmi, Putra, perwakilan keluarga pasien, mengakui kesalahannya.

“Kami meminta maaf kepada dokter dan pihak rumah sakit. Saat itu emosi kami memuncak karena kaget, tapi kami tidak bermaksud melakukan kekerasan,” ujarnya, Kamis (14/8/2025).

Di sisi lain, dr Syahpri membantah keras tuduhan pelayanan buruk. Ia menegaskan bahwa selama ini ia sudah memberikan penanganan terbaik sesuai prosedur medis.

“Pada kejadian tersebut, saya dipaksa membuka masker, padahal itu tidak diperbolehkan di ruangan perawatan. Masker di rumah sakit itu bukan pilihan, tapi kewajiban demi keselamatan pasien dan tenaga medis,” tegasnya.

Peristiwa ini menjadi perbincangan panas di media sosial, memicu pro-kontra di kalangan warganet. Sebagian membela dokter yang dianggap hanya menjalankan SOP, sementara lainnya menilai seharusnya keluarga pasien bisa mengontrol emosi demi menghormati tenaga kesehatan. (*)

Berita Terkait
Mungkin anda suka
WhatsApp Image 2025-07-16 at 12.31.43
Terpopuler
RUPA COWORKING_COMPANY PROFILE_page-0001
Terbaru
Tagar Populer
Pengunjung