RATASTV – Isu kenaikan gaji dan tunjangan DPR RI memicu kritik publik. Uya Kuya, anggota DPR sekaligus figur publik, ikut terseret dalam polemik ini. Bahkan, buntut keresahan masyarakat membuat rumahnya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, dijarah massa pada Sabtu-Minggu (30–31/8/2025).
Di tengah sorotan, Uya Kuya menegaskan sikapnya menolak kenaikan tunjangan DPR. “Kalau ditanya sama saya, saya nggak setuju. Dan tidak tepat dilakukan. Selama beberapa bulan saya dilantik menjadi anggota DPR, wacana kenaikan gaji tidak pernah saya dengar,” ujar Uya Kuya, dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Senin (1/9/2025).
Lebih lanjut, ia mendukung evaluasi maupun penurunan tunjangan DPR jika menjadi tuntutan publik. “Kalau tunjangan memang harus dievaluasi atau disesuaikan, saya ikut, saya dukung, saya support. Itu kan tuntutan masyarakat,” jelasnya. Menurut Uya, yang paling penting bukan besaran gaji atau tunjangan, melainkan tanggung jawab anggota DPR terhadap rakyat. Ia memastikan pengurangan tunjangan tidak akan memengaruhi kinerjanya. “Insyaallah aman,” tambahnya.
Dalam video yang beredar, sejumlah orang terlihat mengangkut kursi, meja, lemari, televisi, peralatan elektronik, bahkan pakaian dari rumah Uya Kuya. Kucing peliharaannya juga ikut hilang. Rumahnya kini porak-poranda, meja rusak, lemari terbalik, dan pecahan kaca berserakan.
Uya Kuya merespons insiden ini dengan lapang dada. “Semoga apa yang kalian ambil bermanfaat buat kalian,” tulisnya di Instagram. Ia juga berharap ada yang menemukan kucingnya yang dicuri.
Sebelum rumahnya dijarah, Uya Kuya sempat meminta maaf kepada publik atas gejolak yang terjadi. “Saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya untuk seluruh masyarakat Indonesia atas apa yang terjadi beberapa hari terakhir ini, baik yang disengaja maupun tidak,” ucapnya.
Ia menegaskan tidak ada niat menciptakan kerusuhan dan berjanji akan lebih berhati-hati. “Beri saya kesempatan untuk berbuat lebih baik dan lebih maksimal dibanding apa yang sudah saya lakukan,” ujar Uya Kuya.
Kontroversi ini bermula dari aksi Uya Kuya bersama anggota DPR lain, termasuk Eko Patrio, yang berjoget di ruang sidang tahunan MPR RI, memicu kritik sejumlah pengamat. Akibatnya, DPP PAN menonaktifkan Uya Kuya sebagai anggota DPR RI per 1 September 2025. Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, menyatakan: “DPP PAN memutuskan menonaktifkan Saudaraku Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) dan Saudaraku Surya Utama (Uya Kuya) sebagai anggota DPR dari Fraksi PAN, terhitung sejak Senin, 1 September 2025.”
Selama menjabat, Uya Kuya ditempatkan di Komisi IX DPR RI dengan lingkup tugas di bidang Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Jaminan Sosial. Ia juga aktif membantu pemulangan jenazah TKI ilegal yang meninggal di luar negeri sebagai bagian dari tanggung jawabnya sebagai legislator sekaligus aktivis kemanusiaan. (HDS)