Usut Tuntas Kematian Prada Lucky, DPR Desak Perbaikan Sistem Pengawasan dan Doktrin di TNI
RATASTV – Anggota Komisi I DPR RI, Andina Thresia Narang, menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya Prada Lucky Namo, yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh senior sesama anggota TNI di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT.
Andina menegaskan perlunya pengusutan transparan dan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh satuan TNI agar kejadian serupa tidak terulang. Ia menyoroti bahwa masalah ini bukan sekadar persoalan individual, melainkan masalah struktural yang harus mendapat perhatian serius.
“Kita harus menghentikan siklus perundungan dan doktrin kekerasan dengan memastikan setiap pelanggaran mendapat sanksi tegas dan transparan. Tidak ada ruang bagi impunitas,” ujarnya di Jakarta, Minggu (10/8/2025).
Politisi Fraksi Partai NasDem ini menuntut pelaku kekerasan dihukum setimpal sesuai hukum militer maupun pidana umum jika perlu. “Siapa pun yang terbukti melakukan kekerasan harus bertanggung jawab penuh tanpa perlindungan institusional. Keadilan harus ditegakkan demi martabat korban dan integritas TNI,” tambahnya.
Andina juga meminta evaluasi rantai komando di batalion tersebut dan dukungannya terhadap Kodam IX/Udayana untuk mengusut tuntas kasus ini secara transparan. “Penyelidikan akuntabel adalah kunci memperoleh kepercayaan publik,” katanya.
Ia menegaskan pentingnya menghapus segala bentuk kekerasan yang dibenarkan atas nama perpeloncoan atau pendisiplinan fisik. “Fokus utama adalah membangun TNI profesional, tangguh, dan bertanggung jawab tanpa mengorbankan nyawa,” ujar Andina.
Lebih lanjut, ia mendesak perubahan pedoman dasar pembinaan organisasi TNI agar sesuai dengan perubahan ancaman, kemajuan teknologi, dan tuntutan tugas yang makin kompleks.
Andina juga menyoroti pentingnya supervisi ketat dari para komandan satuan dan mengusulkan pembentukan badan pengawas eksternal untuk mengontrol pembinaan anggota. “Pengawasan efektif adalah benteng terakhir mencegah kekerasan yang tidak perlu,” pungkasnya.