RATASTV – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengecam keras serangan militer Amerika Serikat yang menghantam tiga fasilitas nuklir damai milik Iran. Ia menyebut tindakan Washington sebagai agresi brutal, pelanggaran serius terhadap hukum internasional, dan pengkhianatan terang-terangan terhadap diplomasi global.
“Ini adalah pelanggaran keterlaluan, belum pernah terjadi sebelumnya, dan menghina prinsip-prinsip Piagam PBB serta hukum internasional,” tegas Araghchi dalam pidatonya pada KTT OKI di Istanbul, Minggu, 22 Juni 2025, dikutip dari Aljazeera.
Lebih jauh, Araghchi menuduh AS melakukan serangan ini dengan berkolaborasi bersama Israel, yang disebutnya sebagai rezim genosida.
“Serangan ini memperlihatkan seberapa besar permusuhan Amerika terhadap rakyat Iran yang menghendaki perdamaian,” lanjutnya dengan nada keras.
Ia memperingatkan bahwa pemerintahan Amerika yang “gila perang” akan menanggung semua konsekuensi berbahaya dari agresi tersebut. Menurutnya, ini bukan sekadar serangan militer, tetapi usaha menghancurkan kedaulatan dan martabat bangsa Iran.
Saat ditanya soal peluang kembali ke meja diplomasi, Araghchi menjawab tegas: “Tidak sekarang!. Pintu diplomasi seharusnya selalu terbuka, tetapi bagaimana kami bisa berunding ketika negara kami diserang? Kami punya hak sah untuk membela diri,” ujarnya.
Araghchi juga menuding Presiden AS Donald Trump telah mengkhianati janji politiknya sendiri. “Trump dipilih untuk menghentikan perang abadi, tapi justru menciptakan ketegangan baru. Dia bukan hanya mengkhianati Iran, tapi juga menipu rakyatnya sendiri,” kecamnya.
Bahkan, ia mengungkap bahwa serangan ini terjadi saat Iran tengah berada dalam proses negosiasi damai dengan AS dan Eropa. “AS lah yang menghancurkan diplomasi, bukan Iran,” katanya.
Di akhir pernyataannya, Araghchi menyerukan kepada seluruh komunitas internasional untuk tidak tinggal diam menghadapi arogansi Amerika. Ia menegaskan bahwa program nuklir Iran sepenuhnya damai, dan tuduhan Washington hanyalah dalih untuk menyerang.
“Jika dunia membiarkan ini terjadi, hukum internasional akan hancur total. Namun rakyat Iran tetap bersatu melawan segala bentuk agresi,” tandasnya penuh amarah. (*)