Korupsi bukan sekadar kejahatan luar biasa, tetapi penyakit kronis yang menggerogoti sendi-sendi kehidupan berbangsa. Ia menyusup diam-diam, memanfaatkan celah sistem, dan merampas hak masyarakat tanpa ampun. Ironisnya, pelakunya sering kali adalah mereka yang diberi kepercayaan untuk menjaga kepentingan rakyat.
Ketika anggaran pendidikan diselewengkan, anak-anak kehilangan kesempatan untuk belajar dengan layak. Saat dana kesehatan dikorupsi, nyawa rakyat menjadi taruhan. Bahkan dalam proyek infrastruktur, korupsi bisa menjelma menjadi jalan berlubang yang merenggut korban jiwa. Semua ini bukan sekadar angka dalam laporan keuangan negara — ini adalah realita pahit yang menimpa rakyat kecil setiap hari.
Pemberantasan korupsi tidak cukup hanya dengan penangkapan dan vonis. Lebih dari itu, butuh reformasi menyeluruh: sistem pengawasan yang ketat, transparansi anggaran, serta pendidikan antikorupsi sejak dini. Yang terpenting, diperlukan keteladanan dari para pemimpin. Hukum yang tegas akan sia-sia jika moral para pemegang kekuasaan tetap bengkok.