Kompleks Banten Lama, Jejak Kejayaan Kesultanan Islam yang Melegenda
RATASTV – Kompleks Banten Lama atau yang juga dikenal sebagai Kota Kuno Banten, merupakan kawasan bersejarah peninggalan masa kejayaan Kesultanan Banten. Di dalamnya terdapat beragam situs penting, mulai dari Vihara Avalokitesvara, Pelabuhan Karangantu, Masjid Agung Banten, Danau Tasikardi, Meriam Ki Amuk, Istana Kaibon, hingga Benteng Speelwijk.
Setiap bangunan di kawasan ini menyimpan cerita dan fakta unik yang menggambarkan dinamika politik, sosial, hingga budaya pada masa lalu. Berikut ulasan sejarah dan pesona sejumlah situs utama di Kota Kuno Banten:
1. Istana Keraton Kaibon
Nama Kaibon berasal dari kata keibuan, karena istana ini dibangun untuk ibunda Sultan Syafiudin. Pada masa itu, Sultan Syafiudin masih berusia 5 tahun, sehingga tampuk pemerintahan sementara dijalankan oleh Ratu Aisyah.
Keraton megah ini hancur pada 1832 akibat serangan Belanda. Konflik bermula ketika Sultan menolak proyek jalan Anyer–Panarukan dan armada pelabuhan Belanda di Teluk Lada. Penolakan tersebut berujung pada konfrontasi sengit hingga Belanda meluluhlantakkan istana.
2. Istana Keraton Surosowan
Keraton Surosowan adalah kediaman resmi para Sultan Banten, mulai dari Sultan Maulana Hasanuddin hingga Sultan Haji. Dibangun pada 1552, istana ini pernah berjaya hingga akhirnya dihancurkan Belanda pada 1680 pada masa Sultan Ageng Tirtayasa.
Kini, pengunjung hanya dapat menyaksikan sisa benteng batu merah dan kolam persegi empat bekas pemandian putri keraton. Meski begitu, suasana historisnya masih kuat terasa.
3. Masjid Agung Banten
Masjid ini berdiri atas titah Sunan Gunung Jati, yang kemudian menugaskan putranya, Sultan Maulana Hasanuddin, untuk mendirikannya. Bangunannya unik karena memadukan arsitektur Jawa-Hindu, Cina, dan Eropa.
Ciri khasnya adalah atap tumpang lima menyerupai pagoda Cina, serta paviliun Tiyamah bergaya Belanda. Menaranya setinggi 24 meter dengan 83 anak tangga, menjadi salah satu ikon arsitektur Islam di Nusantara.
4. Vihara Avalokitesvara
Dibangun pada abad ke-16, vihara ini merupakan salah satu yang tertua di Banten. Menariknya, vihara ini melayani tiga kepercayaan sekaligus: Konghucu, Taoisme, dan Buddha.
Di dalamnya terdapat ukiran yang menceritakan kejayaan Banten serta kisah saat tsunami dan letusan Krakatau 1883. Di pekarangan vihara juga terdapat sumur yang dipercaya berkhasiat menyembuhkan penyakit dan membuat awet muda.
5. Benteng Speelwijk
Benteng ini dibangun pada 1682 untuk menghormati Gubernur Jenderal VOC, Cornelis Jan Zoon Speelman. Dikelilingi parit selebar 10 meter, benteng berfungsi sebagai pertahanan sekaligus pusat militer Belanda.
Di dalamnya terdapat makam petinggi VOC dan bunker bawah tanah yang dulu dipakai sebagai penjara dan gudang senjata. Kini, benteng ini menjadi saksi bisu masa kolonial di Banten.
6. Museum Kepurbakalaan Banten Lama
Berlokasi di antara Masjid Agung dan Keraton Surosowan, museum ini menyimpan berbagai koleksi arkeologika, keramik, numismatika, hingga senjata tradisional dan kolonial.
Di halamannya terdapat Meriam Ki Amuk, meriam tembaga sepanjang 2,5 meter dengan inskripsi Arab, serta alat penggilingan lada yang menjadi simbol kejayaan perdagangan Banten di masa lalu.
7. Danau Tasikardi
Situ Kardi adalah danau buatan seluas 5 hektar yang bagian dasarnya dilapisi batu bata. Airnya dahulu dipakai untuk mengairi sawah dan memenuhi kebutuhan keluarga keraton.
Sebelum digunakan, air danau ini disaring dengan tiga lapisan penyaring khusus: Pengindelan Abang, Putih, dan Emas. Sistem ini menunjukkan betapa majunya teknologi pengelolaan air pada masa itu.
Jejak Sejarah dan Wisata Religi
Kompleks Banten Lama bukan hanya destinasi wisata sejarah, tetapi juga pusat ziarah. Di kawasan ini terdapat makam para Sultan Banten dan keluarganya yang kerap diziarahi pengunjung.
Mengunjungi Banten Lama berarti menapaki jejak peradaban besar yang pernah berjaya sebagai pusat perdagangan dan dakwah Islam di Nusantara. Selain berwisata, pengunjung juga diajak merenungi perjalanan panjang sejarah bangsa.