RATASTV— Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu mengundurkan diri hanya beberapa minggu setelah pengangkatannya,
Lecornu menjadi Perdana Menteri (PM) kelima Prancis dalam waktu kurang dari dua tahun. Pengunduran dirinya memicu krisis politik baru.
Lecornu menghadapi tantangan besar untuk menyatukan parlemen yang terpecah agar anggaran negara 2026 bisa disahkan.
Lecornu dilantik pada awal September di tengah kerusuhan publik dan ketidakpuasan masyarakat, dilansir dari CNBC, Senin (6/10).
Hal ini menyusul kegagalan beberapa pemerintahan berturut-turut mengesahkan anggaran yang mencakup pemotongan pengeluaran dan kenaikan pajak.
Mantan menteri pertahanan ini merupakan sekutu lama Presiden Emmanuel Macron. Ia mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah menunjuk kabinet baru.
Sebagian besar tokohnya tetap dipertahankan, dan kabinet itu dijadwalkan mengadakan rapat pertama, Senin (6/10).
Krisis politik ini menimbulkan tekanan besar bagi Presiden Macron, yang kini telah membentuk tiga pemerintahan minoritas yang gagal.
Lecornu seharusnya menyampaikan pidato di depan Majelis Nasional pada hari, Selasa (7/10), untuk menjabarkan peta jalan pemerintahannya.
Partai-partai di kiri dan kanan serta para investor, termasuk Komisi Eropa, memantau langkah ini dengan cermat.
Lecornu berencana menutup defisit anggaran sebesar 5,8 persen pada 2024. Sementara itu, utang Prancis mencapai 113 persen dari PDB.
Angka defisit dan utang ini jauh di atas aturan Uni Eropa yang menetapkan defisit maksimal 3 persen, dan utang publik maksimal 60 persen dari PDB.