RATASTV – Israel mendeportasi empat aktivis asal Italia yang sebelumnya ditahan saat mengikuti armada bantuan menuju Gaza.
Empat aktivis tersebut tergabung di 470 orang yang ditangkap ketika kapal-kapal Global Sumud Flotilla (GSF) dicegat Israel di laut.
Kementerian luar negeri Israel menyatakan proses deportasi bagi aktivis lain masih berlangsung dan menegaskan ingin menyelesaikannya secepat mungkin.
Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, semua tahanan dalam kondisi aman dan sehat.
Meski demikian, GSF menuduh banyak aktivis diserang dengan meriam air saat kapal mereka dihentikan. Kapal terakhir armada, Marinette, dicegat pada Jumat (3/10) pagi, dilansir dari BBC News.
GSF menyebut pencegatan tersebut ilegal, sedangkan Israel menilai tindakan armada itu sebagai provokasi. Pemblokiran armada memicu protes di berbagai negara, termasuk aksi mogok umum di Italia.
Kapal pertama sebelumnya dihentikan sekitar 70 mil laut dari pantai Gaza di perairan internasional. Perairan tersebut merupakan sebuah wilayah yang secara resmi berada di luar yurisdiksi Israel.
Israel beralasan kapal-kapal tersebut melanggar blokade laut yang sah, sementara GSF menegaskan blokade tersebut ilegal. Israel juga menyinggung kehadiran aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, di salah satu kapal, meski tidak merinci statusnya.
GSF mengatakan total 42 kapal yang berlayar semuanya dicegat. Masing-masing kapal tersebut membawa relawan dan bantuan kemanusiaan dengan tujuan menembus pengepungan Gaza.
Sebuah siaran langsung dari Marinette sempat memperlihatkan penumpang mengangkat pesan bertuliskan “Kami melihat kapal!”. Pesan tersebut terlihat sebelum kapal tersebut didekati pasukan bersenjata Israel.
Data pelacakan terakhir menunjukkan Marinette berada 43 mil laut dari Gaza sebelum dinaiki militer Israel. Sejumlah kapal yang ditahan kini berada di Pangkalan Angkatan Laut Israel Ashdod.