RATASTV – Drama mengejutkan terjadi di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 Tangerang Selatan. Sebanyak sembilan siswa dilaporkan mundur dari sekolah berasrama itu, sebagian tanpa alasan jelas, bahkan ada yang memilih kabur.
Kabar tersebut diungkap langsung oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kemensos, Suratna, saat rapat dengan Komisi VIII DPR RI di BLKI Serpong, Rabu (17/9). Dari total 150 siswa yang diterima, kini tersisa hanya 141 anak yang masih aktif mengikuti program pendidikan.
Alasan pengunduran diri beragam. Sebagian siswa mengaku tidak sanggup mengikuti sistem kedisiplinan ketat seperti bangun subuh, mandi tepat waktu, hingga larangan jajan bebas di luar. Adapula yang mundur karena masalah keluarga, termasuk keinginan tinggal bersama ayah usai perceraian orang tua.
Kepala SRMA 33 Tangsel, Gina Intana Dewi, mengaku pihaknya sudah berusaha melakukan pendekatan, namun sembilan siswa tersebut tetap memilih keluar.
“Ada yang dijemput orang tuanya, ada juga yang kabur sendiri,” ujarnya.
Para siswa yang mundur berasal dari berbagai daerah seperti Tangerang, Tangsel, Pandeglang, Cilegon, hingga Serang. Menurut pihak sekolah, mereka membawa beban sosial dan psikologis sejak awal masuk, sehingga sulit beradaptasi dengan pola hidup berasrama. (*)