banner

Fiskal dan Moneter 200 Triliun, Peluangkah?

Senin, 15 September 2025 17:16 WIB
Oleh: Admin
pngtree-fiscal-policy-word-cloud-business-png-image_10690234
RATASTV, -Teori perputaran uang berbasis moneter dimana peredaran dan percepatan perputaran uang dapat menstabilkan ekonomi bukanlah satu-satunya obat dari sekian banyak teori yang ada.

Sisi lain instrumen fiskal berupa pajak sebagai pendapatan negara sebagai salah satu sumber dalam membiayai belanja negara juga dapat dijadi instrumen kontrol dalam menstabilkan perekonomian.

Keduanya dapat saling berhubungan (hubungan sebab kausal) dan saling melengkapi serta tidak ada yang bisa menjamin teori mana yang paling unggul dari kedua teori tersebut.

Saat ini bank-bank plat merah sedang dalam kondisi sangat likuid akibat adanya adanya penempatan dana sebesar 200 Triliun dari pemerintah yang sebelumnya dana menganggur yang parkir di Bank Indonesia.

Hal ini dimaksudkan Dalam Rangka Pengelolaan Kelebihan dan Kekurangan Kas untuk Mendukung Pelaksanaan Program Pemerintah dan Mendorong Pertumbuhan, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 276 Tahun 2025 tentang Penempatan Uang Negara.

Dalam pengawasan agar program ini berjalan sesuai harapan, Kemenkeu juga mengatur bahwa bank penerima dana harus menyampaikan laporan penggunaan atas penempatan uang negara kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan setiap bulan.

Disinilah fungsi pengawasan dalam bentuk laporan yang transparan sebagai kunci keberhasilan dengan memberikan gambaran dari tindakan yang telah dijalankan.

Basahnya likuiditas harus dibarengi bank-bank tersebut seberapa cepat dan tepat diarahkan ke sektor produktif. Pelaku ekonomi usaha kecil dan mikro menanti, baik secara individu maupun yang tergabung di dalam Koperasi Desa/Kelurahan dan seberapa jauh rentang kelonggaran bankable dan feasible yang berlaku dengan tetap prudent menekan resiko, hal ini menjadi penting sebagai salah satu indikator pelaporan keberhasilan, dengan demikian harapan dari salah satu saluran dana kredit yang langsung ke anggota usaha mikro dan menengah, dalam menjaga lapangan kerja, meningkatkan konsumsi lokal, dan mendorong produktivitas ekonomi dari akarnya (grass root).

Pelaporan tidak hanya cantik dan poles di atas kertas namun harus benar-benar nyata dirasakan masyarakat, dengan demikian mereka dapat membedakan mashab ekonomi saat ini lebih nyata dirasakan dan bukan hanya sekedar program yang berbeda judul saja, semoga Aamiin YRA..

Penulis;
Pa’ Dhe Deni Nuryadin

Berita Terkait
Mungkin anda suka
WhatsApp Image 2025-07-16 at 12.31.43
Terpopuler
RUPA COWORKING_COMPANY PROFILE_page-0001
Terbaru
Tagar Populer
Pengunjung