RATASTV – PT Bank Tabungan Negara (BTN) semakin agresif di tahun 2025. Bank pelat merah ini menargetkan pertumbuhan kredit hingga 9 persen year-on-year (yoy), seiring dengan tambahan kuota KPR Subsidi FLPP yang melonjak jadi 350 ribu unit dari sebelumnya hanya 220 ribu.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengatakan optimistis tambahan kuota ini bakal jadi dorongan besar. Bahkan per Juni 2025, BTN sudah menyalurkan hampir 100 ribu unit KPR subsidi atau 78 persen dari total nasional.
“Dengan tambahan kuota tahun ini, kami yakin ada dorongan positif yang bisa mengakselerasi pertumbuhan kredit BTN,” ujar Nixon pada Public Expose Live 2025 di Jakarta, Rabu (10/9).
Selain tambahan kuota, dukungan kebijakan pemerintah soal batas penghasilan maksimal masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) penerima FLPP juga diyakini bakal memacu permintaan. Untuk Jabodetabek, penghasilan maksimal ditetapkan Rp12 juta (single income) dan Rp14 juta (joint income).
Hasilnya? BTN berhasil mencatat kinerja cemerlang. Hingga semester I-2025, penyaluran kredit tembus Rp376,11 triliun tumbuh 6,8 persen yoy, dengan sektor perumahan sebagai penopang utama.
Laba bersih BTN pun ikut melesat, menembus Rp1,7 triliun, tumbuh 13,6 persen yoy. Sementara dana pihak ketiga (DPK) naik 11,2 persen menjadi Rp406,38 triliun, didukung masifnya transaksi lewat aplikasi Bale by BTN yang sudah menjaring 2,7 juta pengguna.
Tak berhenti di situ, BTN juga ngebut menyiapkan spin off unit usaha syariahnya. BTN Syariah akan resmi bertransformasi jadi Bank Syariah Nasional (BSN), dengan aset yang sudah mencapai Rp65,56 triliun dan laba bersih Rp401 miliar per Juni 2025.
BTN jelas sedang tancap gas menuju era baru, memantapkan diri sebagai raja KPR nasional sekaligus pemain besar di perbankan syariah. (*)