banner

Cacing Renggut Nyawa Balita di Sukabumi, Begini Respons Puan Maharani 

Kamis, 21 Agustus 2025 19:42 WIB
Oleh: Marshel
Puan Maharani

RATASTV –  Ketua DPR RI Puan Maharani angkat bicara terkait meninggalnya balita bernama Raya di Sukabumi, Jawa Barat, yang tubuhnya dipenuhi cacing.

Cucu Bung Karno tersebut meminta posyandu, ketua RT/RW, serta pemerintah daerah lebih proaktif dalam mendeteksi masalah kesehatan warganya agar tragedi serupa tidak terulang.

“Kami berharap tim posyandu di setiap desa dan kelurahan bisa lebih proaktif meninjau warganya. Begitu juga ketua RT dan RW harus aktif melaporkan bila ada warga yang membutuhkan pemeriksaan kesehatan atau akses BPJS,” kata Puan dalam konferensi pers di Gedung Nusantara, Senayan, Kamis (21/8).

Menurut Puan, kasus ini menjadi evaluasi bersama karena masih ada masyarakat yang seharusnya mendapat program kesehatan dan sosial, namun belum terjangkau.

“Kita harus proaktif mendorong agar hal seperti ini tidak terjadi lagi,” tandas Puan Maharani.

Cacing Renggut Nyawa Raya

Kisah tragis menimpa seorang balita bernama Raya di Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal dunia akibat infeksi cacing gelang (askariasis) parah.

Sebelum wafat pada 22 Juli lalu, tubuh Raya dipenuhi cacing hingga relawan kemanusiaan sempat mengeluarkan lebih dari satu kilogram cacing dari dalam tubuhnya.

Kondisi keluarga Raya yang serba terbatas membuat ia tidak mendapatkan perawatan medis layak. Sang ayah, Udin (32), sakit-sakitan, sementara ibunya, Endah (38), mengalami gangguan jiwa.

Penjelasan Rumah Sakit 

Balita R masuk ke instalasi gawat darurat RSUD Syamsudin pada 13 Juli 2025 sekitar pukul 20.00 WIB. Saat tiba di rumah sakit, kondisinya sudah tidak sadarkan diri sejak sehari sebelumnya.

“Hasil pemeriksaan awal menunjukkan syok atau kekurangan cairan berat,” kata dr Irfan selaku Humas sekaligus dokter IGD RSUD Syamsudin kepada detikJabar, Selasa (19/8).

Syok berhasil ditangani, namun penyebab penurunan kesadaran belum diketahui pasti. Hingga kemudian, momen mengejutkan terjadi.

“Saat di IGD, tiba-tiba keluar cacing dari hidung pasien. Dari situ, kita mulai menduga ada kaitannya dengan infeksi cacing,” terangnya.

Setelah kondisinya sedikit stabil, menurut Irtan, balita R kemudian dirujuk ke ruang PICU untuk mendapatkan penanganan intensif anak.

Dari hasil pemeriksaan medis, diketahui infeksi yang menyerang tubuhnya adalah askariasis, penyakit akibat cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang umumnya hidup di tanah.

Irfan menjelaskan, infeksi bisa terjadi ketika telur cacing tertelan, baik melalui makanan, minuman, maupun tangan yang kotor.

Telur akan menetas di usus, lalu berkembang jadi larva yang bisa menyebar lewat aliran darah ke organ-organ, bahkan otak. Itu sebabnya pasien bisa tidak sadar.

“Tapi di lain sisi, yang sering kita temukan di paru makanya kenapa cacing bisa keluar lewat saluran nafas kita. Jadi dia merambat naik ke saluran atas ke hidung atau mulut,” kata Irfan.

“Kalau kondisi tidak sadar kan cacing dengan leluasa bisa bergerak kemana-mana termasuk ke BAB nya juga, karena banyak sekali cacingnya. Sudah dipastikan sarang utamanya ada di usus,” imbuhnya.

Irfan menambahkan, kondisi lingkungan tempat tinggal R turut memengaruhi. Keluarganya tinggal di rumah panggung sederhana dengan tanah terbuka di bawahnya.

“Sepertinya pasien sering bermain di tanah tanpa alas kaki. Itu memperbesar risiko infeksi,” kata Irfan.

Meski infeksi cacing kerap ditemukan, kasus parah seperti yang dialami balita R sangat jarang hingga berujung kematian.

Apalagi, pasien juga diduga mengalami komplikasi lain, yakni tuberkulosis meningitis, mengingat orang tua R sedang dalam pengobatan TB paru.

“Jadi kemungkinan penyebabnya kombinasi antara infeksi cacing dan TB,” ujar Irfan.

Sayangnya, upaya medis tak mampu menyelamatkan nyawa R. Kondisinya yang sudah kritis sejak awal membuat obat cacing tak bekerja optimal.

“R dibawa ke rumah sakit dalam kondisi terminal. Kalau penilaian saya pribadi sudah amat sangat terlambat dibawa ke rumah sakit. Obat yang kita berikan tidak bisa seefektif itu. Pada akhirnya, R meninggal dunia pada 22 Juli 2025 pukul 14.24 WIB,” pungkas Irfan.

Berita Terkait
Mungkin anda suka
WhatsApp Image 2025-07-16 at 12.31.43
Terpopuler
RUPA COWORKING_COMPANY PROFILE_page-0001
Terbaru
Tagar Populer
Pengunjung