banner

Lembaran Hikmah 80 Tahun Merdeka

Kamis, 21 Agustus 2025 13:05 WIB
Oleh: Admin
Picsart_25-08-21_11-35-49-498
RATASTV, –Pandangan Islam sangat jelas terhadap bagaimana semestinya kita mengisi kemerdekaan dan salah satu jalan dalam mengisi kemerdekaan itu adalah dengan menghindari adanya kerugian bagi orang lain secara individual maupun bersifat jamak

Larangan perbuatan yang dibenci oleh Allah, diantaranya adalah berbuat kerusakan di muka bumi (QS. Al-Baqarah: 205), dan tidak menunaikan hak-hak orang lain (QS. Al-Isra: 26-27).

Kedua perbuatan di atas memperjelas bahwa merdeka dalam mengisi kemerdekaan dilarang untuk melakukan kerusakan dan merugikan orang lain.

Selain melakukan pembangunan fisik, serta rohani, kebutuhan saat ini adalah lebih menekankan pada merdeka untuk lepas dari kemiskinan, lepas dari kebodohan serta semua diberikan akses atau kesempatan yang sama dalam memperoleh keadilan dan mewujudkan kesejahteraan jasmani serta rohani.

80 tahun Indonesia merdeka bukanlah waktu yang sebentar, tapi juga bukan waktu untuk diabaikan dalam mengambil hikmah dari setiap waktu sejarah perjalanan hidup bangsa.

Kematangan berbangsa dan negara baik di bidang sosial dan politik serta di bidang ekonomi, semestinya tercermin pada setiap anak bangsa dalam menjalani gerak dan langkah hidupnya, seperti menghindari untuk melakukan ego centris, mementingkan dirinya dan golongannya saja serta tidak memiliki toleransi. Namum sebaliknya berlaku untuk saling membantu dan mengedepankan kepentingan umum, serta tepo seliro dalam berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menjadikan bangsa dan negara ini maju bersama rakyatnya yang sejahtera ekonomi secara merata adalah salah satu kita menghormati dan menghargai segala perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan bangsa dan negara ini.

Sisi sejarah pun membuktikan adanya beberapa kali pemberontakan untuk menggantikan Pancasila sebagai ideologi bangsa ini. Namun Pancasila tetap kokoh bertengger di bumi Indonesia.

Dahulu para pejuang mengorbankan jiwa, raga dan hartanya demi mengusir musuh atau penjajah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kini musuh bangsa terbesar saat ini bukan lagi terhadap penjajah melainkan bagaimana bangsa ini mampu membebaskan dari kebodohan, kemiskinan namun sebaliknya berkemajuan dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumber daya manusia berkualitas untuk mengangkat harkat bangsa dan negara menjadi bangsa yang besar diakui oleh seluruh bangsa-bangsa di dunia, rakyatnya makmur dan sejahtera, adil merata serta bertaqwa kepada Tuhan YME.

Menghapus gaya hidup hedonis, ego centris dan materialistik.

Pandangan hidup materialistis yang mengutamakan nilai-nilai materi atau kebendaan sebagai ukuran kebahagiaan dan kesuksesan seseorang. Seorang yang materialistis cenderung sangat mementingkan kepemilikan harta, uang, dan barang-barang mewah, seringkali dengan mengesampingkan aspek-aspek non-materi seperti hubungan sosial, kebahagiaan batin, atau nilai-nilai spiritual.

Orang yang materialistis menempatkan materi sebagai hal utama dalam hidup mereka, seringkali menganggap bahwa kepemilikan materi adalah kunci kebahagiaan.

Fenomena yang sedang terjadi dimana materi seringkali digunakan untuk menunjukkan status sosial dan meningkatkan citra diri di mata orang lain.

Rakyat dan pejabatnya menghindari bergaya hidup materialistis yang dapat membawa dampak negatif seperti ketidakpuasan, kecemasan, kesenjangan sosial, dan bahkan masalah finansial.

Menjauhkan sifat-sifat materialistis antara lain pola asuh yang terlalu memanjakan, lingkungan yang konsumtif, rasa tidak aman, dan keinginan untuk diterima oleh kelompok tertentu.

Mampu membedakan antara materialistis dengan sikap realistis. Orang yang realistis memahami pentingnya materi namun tetap mengutamakan keseimbangan dalam hidup dan tidak terpaku pada materi semata,

Perbuatan-perbuatan di atas acap kali didasari oleh pandangan serakah dan tidak pernah terpuaskan akan kepemilikan hartanya, yang memicu perbuatan korupsi.

Sadar bertanggung jawab akan keberadaan dirinya secara individu dan jamak bersama orang lain akan menumbuhkan jiwa patriotisme dan nasionalisme dengan tetap berakar pada realitas dan kecerdasan religi.

Indonesiaku 80 tahun ini adalah karunia dan nikmat dari Allah yang wajib disyukuri dengan amal sholeh dan ketaatan kepada Allah SWT. Pejuang kekinian adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini dan tidak menundanya.

Merdeka, merdeka dan merdeka.

Disusun oleh
Pa’ Dhe Noer

Berita Terkait
Mungkin anda suka
WhatsApp Image 2025-07-16 at 12.31.43
Terpopuler
RUPA COWORKING_COMPANY PROFILE_page-0001
Terbaru
Tagar Populer
Pengunjung