Bebas Bersyarat, Harta Setya Novanto Tembus Rp114 Miliar

RATASTV – Mantan Ketua DPR RI periode 2014–2019 sekaligus terpidana kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto, resmi mendapatkan status bebas bersyarat dari Lapas Sukamiskin, Bandung.

Meski tidak sepenuhnya bebas—karena masih wajib melapor hingga April 2029—kabar ini menuai reaksi negatif publik. Banyak yang menilai pembebasan Novanto melukai rasa keadilan, mengingat skandal yang melibatkannya bukan hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga merusak pelayanan publik yang berdampak pada seluruh masyarakat Indonesia.

Dari Sales Mobil ke Ketua DPR

Pria kelahiran Bandung, 12 November 1955 ini memulai karier sebagai sales mobil. Berkat penjualan yang gemilang, ia diangkat sebagai Kepala Penjualan untuk wilayah Indonesia Timur, kemudian dipercaya mengelola sebuah SPBU di Tangerang.

Bisnisnya berkembang pesat, membuat Novanto merambah sektor lain, mulai dari peternakan hingga pengadaan bahan baku tekstil dan kertas. Setelah 14 tahun menjadi pengusaha, ia masuk dunia politik melalui organisasi Kosgoro dan kemudian bergabung dengan Partai Golkar.

Karier politiknya menanjak cepat hingga terpilih menjadi anggota DPR selama tiga periode berturut-turut, sebelum mencapai puncaknya sebagai Ketua DPR RI 2014–2019. Namun, di posisi inilah ia justru terjerat kasus korupsi e-KTP yang merugikan negara triliunan rupiah.

Kekayaan Setya Novanto

Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), kekayaan Setya Novanto melonjak signifikan dari tahun ke tahun.

• 2001: Rp34,98 miliar
• 2009: Rp73,96 miliar
• 2015: Rp114,76 miliar

Sebagian besar asetnya berupa tanah dan bangunan senilai Rp81,7 miliar yang tersebar di Jakarta, Bekasi, dan Kupang. Ia juga memiliki kendaraan mewah senilai Rp2,35 miliar, harta bergerak Rp932,5 juta, surat berharga Rp8,45 miliar, serta kas dan setara kas Rp21,29 miliar.

Total kekayaan bersihnya mencapai Rp114,76 miliar tanpa utang tercatat. (HDS)