banner

PM Albanese: Australia akan Akui Palestina

Selasa, 12 Agustus 2025 10:47 WIB
Oleh: Marshel
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, bersama Perdana Menteri Australia Anthony Albanese (Foto: BPMI Setpres)
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, bersama Perdana Menteri Australia Anthony Albanese (Foto: BPMI Setpres)

RATASTV – Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese menyatakan, negaranya akan mengakui kedaulatan Palestina di sidang PBB pada September 2025 mendatang.

“Australia akan mengakui hak rakyat Palestina atas negara mereka sendiri, berdasarkan komitmen yang telah diterima Australia dari Otoritas Palestina,” kata Albanese Canberra, Senin (11/8).

“Kami akan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mewujudkan hak ini,” imbuh Albanese dalam konferensi pers yang disiarkan secara nasional.

Pengumuman itu dibuat setelah pertemuan dengan Kabinet, yang disebutnya merupakan upaya global terkoordinasi untuk membangun momentum bagi solusi dua negara.

Selain itu, lanjut Albanese, pasca-pembahasan bersama para pemimpin negara yang sebelumnya telah mengumumkan akan mengakui Negara Palestina.

“Selama dua minggu terakhir, saya telah membahas hal ini dengan PM Starmer, Presiden Macron, PM Luxemburg, dan PM Ishiba. Serta, Perdana Menteri Netanyahu Kamis lalu dan Presiden Abbas Selasa lalu,” ucapnya.

“Solusi dua negara adalah harapan terbaik umat manusia untuk memutus siklus kekerasan di Timur Tengah dan mengakhiri konflik, penderitaan, dan kelaparan di Gaza.”

Dalam pernyataannya itu Albanese turut menyampaikan kekhawatirannya terhadap kekerasan pemukim di Tepi Barat telah meningkat oleh Israel.

Termasuk, ancaman mencaplok wilayah Palestina yang diduduki dan mengusulkan pemindahan paksa permanen rakyat Palestina.

Menurutnya, hal itu diperparah dengan bencana kemanusiaan di Gaza yang berisiko membuat solusi dua negara tidak dapat dicapai selama satu generasi.

Albanese mengatakan, pihaknya bahkan telah menyampaikan secara langsung kepada PM Netanyahu bahwa situasi di Gaza telah melampaui ketakutan terburuk dunia.

“Terlalu banyak nyawa tak berdosa yang telah melayang dan pemerintah Israel terus menentang hukum internasional. Dan, menolak memberikan bantuan, makanan, dan air yang memadai kepada orang-orang yang putus asa, termasuk anak-anak.” ujarnya.

“Bantuan vital ini harus diizinkan untuk sampai kepada orang-orang yang paling membutuhkannya. Ini lebih dari sekadar menggambar garis di peta. Ini tentang memberikan jalur penyelamat bagi rakyat Gaza,” tandasnya.

Netanyahu Sewot

Sebelum Australia, tepatnya bulan Juli, pemerintah Prancis, Inggris dan Kanada mengumumkan rencana serupa. Pengakuan resmi itu disampaikan pada Sidang Majelis Umum PBB pada September depan.

Prancis, Inggris,dan Kanada dikenal sebagai sekutu Barat pendukung Israel. Sontak rencana pengakuan memicu kemarahan PM Israel Benjamin Netanyahu.

Pernyataan terbaru pada Minggu (10/8), Netanyahu menekankan rakyat Israel menolak pendirian negara Palestina. Sebab, kata Netanyahu, tindakan itu akan membawa perang, bukan perdamaian.

Adapun Albanese adalah pendukung two-state solution. Pemimpin Australia itu dalam suatu kesempatan mengatakan, Israel punya hak untuk eksis. Saat bersamaan Palestina juga punya hak mendirikan negara sendiri.

Berita Terkait
Mungkin anda suka
WhatsApp Image 2025-07-16 at 12.31.43
Terpopuler
RUPA COWORKING_COMPANY PROFILE_page-0001
Terbaru
Tagar Populer
Pengunjung