RATASTV — Stasiun Manggarai menegaskan posisinya sebagai stasiun tersibuk di Indonesia, sekaligus pusat transit terbesar di Jakarta. Di usianya yang telah menginjak 107 tahun, stasiun ini melayani rata-rata 17 ribu pengguna per hari, meningkat sekitar 6% dibanding tahun lalu.
Saat ini, Stasiun Manggarai menangani 739 perjalanan kereta setiap hari, terdiri dari 704 perjalanan KRL Commuter Line dan 35 perjalanan kereta api jarak jauh. Di layanan Commuter Line saja, tercatat rata-rata 57,9 juta pengguna per tahun yang naik-turun di stasiun ini.
“Integrasi antara kereta api, bus, dan moda transportasi lainnya akan menciptakan ekosistem transportasi yang saling melengkapi, memberikan solusi transportasi yang lebih terjangkau, cepat, dan ramah lingkungan,” kata Joni Martinus, VP Corporate Secretary KAI Commuter.
Joni menambahkan, Stasiun Manggarai kini telah terintegrasi dengan TransJakarta dan memiliki titik jemput angkutan daring, memudahkan mobilitas pengguna dari dan ke stasiun.
Dibuka pada 1 Mei 1918, Stasiun Manggarai telah melalui berbagai transformasi besar. Pemugaran yang dilakukan pada 2022 mengubah wajah stasiun ini menjadi lebih modern dengan dua lantai dan 12 jalur aktif yang mampu melayani 180–190 ribu pengguna transit per hari, terutama untuk rute Commuter Line Jabodetabek.
Rencana pengembangan pun terus berlanjut. KAI Commuter bersama Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan terus memastikan pembangunan berjalan sesuai target untuk memenuhi kebutuhan transportasi publik yang terus meningkat.
“Perubahan ini juga merupakan bagian dari transformasi budaya dalam menggunakan Commuter Line, khususnya rute Bogor dan Bekasi,” jelas Joni.
Stasiun Manggarai digadang-gadang akan menjadi stasiun sentral nasional yang mampu menghubungkan berbagai moda transportasi di masa depan, sekaligus mencerminkan wajah baru sistem perkeretaapian Indonesia yang makin modern dan terintegrasi. (HDS)