banner

Viral Pacu Jalur di Medsos: Tradisi Balap Perahu yang Jadi Warisan Budaya Kuantan Singingi

Rabu, 16 Juli 2025 12:28 WIB
Oleh: Diaz
00-pacu-2680978360

Viral Pacu Jalur di Medsos: Tradisi Balap Perahu yang Jadi Warisan Budaya Kuantan Singingi

RATASTV – Media sosial tengah diramaikan oleh viralnya tren Pacu Jalur, sebuah tradisi balap perahu dari Riau yang kini mencuri perhatian netizen. Potongan video yang menampilkan para pendayung cilik dengan gerakan khas—memutar tangan dan mengayun badan untuk menjaga keseimbangan saat perahu melaju kencang—diiringi musik latar “Young Black & Rich” karya Melly Mike, memunculkan aura percaya diri dan kekuatan. Video ini pun ikut meramaikan tren Aura Farming yang viral sejak September 2024, menurut situs Know Your Meme. Fenomena ini menjadi jembatan digital yang memperkenalkan warisan budaya lokal Indonesia ke pentas global secara atraktif dan emosional.

Dari Transportasi Sungai Menjadi Simbol Sosial

Pacu Jalur merupakan pesta rakyat kebanggaan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Tradisi ini bermula pada abad ke-17, ketika jalur—perahu panjang tradisional—menjadi alat transportasi utama masyarakat di sepanjang Sungai Kuantan, mulai dari Kecamatan Hulu Kuantan hingga Cerenti. Saat itu, transportasi darat belum berkembang, sehingga jalur digunakan untuk mengangkut hasil bumi seperti pisang dan tebu, serta memuat hingga 40–60 orang.

Seiring waktu, jalur mengalami transformasi. Perahu mulai diberi hiasan ukiran kepala hewan seperti ular, buaya, atau harimau, lengkap dengan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang), dan lambai-lambai tempat juru mudi berdiri. Hiasan ini melambangkan identitas sosial, karena hanya kalangan bangsawan dan tokoh adat yang memiliki jalur berhias.

Dari Ritual Islam hingga Peringatan Kemerdekaan

Sekitar 100 tahun kemudian, masyarakat mulai mengadakan lomba adu cepat antar jalur yang kini dikenal sebagai Pacu Jalur. Awalnya, lomba ini diselenggarakan di kampung-kampung sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari-hari besar Islam. Namun seiring perkembangan zaman, Pacu Jalur dijadikan sebagai bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, dan rutin diadakan setiap bulan Agustus.

Saat perhelatan Pacu Jalur berlangsung, Kota Jalur berubah menjadi lautan manusia. Kemacetan lalu lintas menjadi pemandangan biasa, dan warga rantau pulang kampung hanya demi menyaksikan ajang ini. Peserta lomba bisa mencapai lebih dari 100 jalur. Setiap jalur adalah perahu besar dari kayu bulat tanpa sambungan, dikayuh oleh 45–60 pendayung atau anak pacu.

Jejak Sejarah dan Daya Tarik Wisata

Pacu Jalur diyakini sudah digelar sejak 1903 dan kini menjadi agenda tahunan Pemerintah Provinsi Riau untuk menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Di masa penjajahan Belanda, tradisi ini bahkan digunakan untuk merayakan hari kelahiran Ratu Wilhelmina setiap tanggal 31 Agustus, dan berlangsung selama 2–3 hari tergantung jumlah peserta.

Kini, warna-warni kostum, dentuman meriam sebagai penanda lomba dimulai, serta teriakan penuh semangat dari para pendukung, menjadikan Pacu Jalur sebagai salah satu daya tarik budaya paling ikonik dari Kuantan Singingi, Riau—warisan tradisi yang pantas dinanti dan dinikmati oleh generasi masa kini dan mendatang.

Berita Terkait
Mungkin anda suka
WhatsApp Image 2025-07-16 at 12.31.43
Terpopuler
RUPA COWORKING_COMPANY PROFILE_page-0001
Terbaru
Tagar Populer
Pengunjung