banner

Pemuda Sukabumi Diduga Jadi Korban TPPO, Keluarga Harap Pemerintah Bertindak

Rabu, 2 Juli 2025 15:14 WIB
Oleh: Hadits
Untitled-1

RATASTV – Seorang pemuda asal Kota Sukabumi, Muhammad Bagas Saputra (22), dilaporkan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja. Warga Jalan Amubawa Sasana, RT 05/01, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole itu diduga disekap, disiksa, dan dimintai uang tebusan oleh pihak yang mengaku sebagai perusahaannya.

Kabar memilukan ini pertama kali beredar melalui media sosial, disertai video dan narasi yang menyebut Bagas menjadi korban TPPO, dan kini berada dalam kondisi membahayakan.

Keluarga pun membenarkan kabar tersebut. Rangga Saputra (26), kakak kandung korban, mengatakan bahwa mereka dihubungi langsung oleh pihak tak dikenal melalui panggilan video WhatsApp pada Jumat siang, 27 Juni 2025.

“Mereka mengaku dari perusahaan tempat adik saya bekerja. Mereka memperlihatkan kondisi Bagas yang disiksa, dan meminta uang tebusan sebesar Rp40 juta agar dia bisa dipulangkan,” ujar Rangga, Senin (1/7/2025).

Dalam komunikasi tersebut, percakapan berlangsung dalam bahasa Mandarin namun disertai terjemahan ke Bahasa Indonesia. Keluarga diminta mengirim uang sebelum tengah malam hari itu. Jika tidak, Bagas diancam akan dieksekusi.

Rangga mengungkapkan bahwa dalam video call itu, ia melihat adiknya mengalami penyiksaan fisik.

“Saya lihat sendiri, Bagas disetrum dan dicambuk. Kami sangat terpukul melihat kondisi itu. Kami hanya ingin adik saya pulang dalam keadaan selamat,” tuturnya dengan suara bergetar.

Bagas diketahui berangkat ke luar negeri pada April 2024 untuk bekerja di sebuah perusahaan pelayaran. Namun pada Juni 2024, ia mengabarkan bahwa dirinya dan beberapa teman diturunkan di pelabuhan di Cina karena terjadi insiden dengan warga lokal.

“Kapten kapalnya orang Cina, dan saat konflik terjadi, adik saya dan teman-temannya ditinggal begitu saja tanpa bekal atau uang,” kata Rangga.

Setelah hampir setahun tanpa kabar, pada 27 Juni 2025, Bagas kembali menghubungi keluarganya dan mengatakan kini berada di Kamboja. Ia sempat berharap bisa pulang ke Indonesia pada Agustus 2025 usai menyelesaikan pekerjaan yang ditawarkan seseorang di sana.

Namun, harapan itu pupus di hari yang sama saat keluarga justru menerima panggilan video dari seseorang yang mengaku bos di tempat Bagas bekerja. Dalam tayangan itu, Bagas tampak disiksa karena gagal memenuhi target kerja.

“Informasi yang kami dapat, tempat itu menjalankan kegiatan scam. Karena tidak capai target, Bagas dianggap melanggar aturan dan diberi hukuman,” ungkap Rangga.

Peristiwa ini mengguncang warga lingkungan Ciaul. Tokoh pemuda setempat, Tedi Untara, membenarkan bahwa Bagas merupakan warga mereka.

“Rumahnya di belakang Superindo. Warga kaget dan prihatin karena video dan informasi ini viral. Kami berharap pemerintah segera turun tangan dan membantu pemulangannya,” kata Tedi.

Keluarga kini memohon bantuan dari Kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar RI di Kamboja, dan pihak terkait lainnya agar segera menyelamatkan Bagas dan memfasilitasi kepulangannya ke tanah air.

“Kami mohon negara hadir. Adik saya hanya ingin bekerja untuk masa depan. Tolong bantu dia pulang dengan selamat,” harap Rangga. (HDS)

Berita Terkait
Mungkin anda suka
WhatsApp Image 2025-07-16 at 12.31.43
Terpopuler
RUPA COWORKING_COMPANY PROFILE_page-0001
Terbaru
Tagar Populer
Pengunjung