banner

Telkom Luncurkan StuntingHub: Solusi Digital Terpadu Cegah Stunting

Senin, 30 Juni 2025 01:14 WIB
Oleh: Hadits
Telkom
Program penanganan stunting terpadu dilaksanakan sejak Maret hingga Juni 2025 di empat wilayah prioritas, yakni Pamekasan (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Makassar (Sulawesi Selatan), dan Senaru (Nusa Tenggara Barat).

RATASTV – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) resmi meluncurkan program penanganan stunting terpadu berbasis teknologi dan pemberdayaan komunitas lokal. Program ini dilaksanakan sejak Maret hingga Juni 2025 di empat wilayah prioritas: Pamekasan (Jawa Timur), Labuan Bajo (NTT), Makassar (Sulawesi Selatan), dan Senaru (NTB).

Lewat pendekatan komunitas dan pemanfaatan teknologi digital, program ini menjadi solusi konkret untuk mengatasi stunting—isu kesehatan yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di NTT tercatat sebesar 37,9%, tertinggi secara nasional.

Program diawali dengan Training of Trainers (ToT) bagi kader kesehatan lokal yang dibekali keterampilan digital serta pemahaman mendalam mengenai stunting dan gizi anak. Salah satu inovasi utama adalah StuntingHub, platform digital buatan Telkom yang memudahkan pencatatan, pemantauan, dan pelaporan pertumbuhan anak secara berkala.

Pasca pelatihan, kader langsung melakukan edukasi masyarakat di berbagai titik layanan seperti puskesmas, balai desa, dan tempat ibadah. Aplikasi StuntingHub pun mulai digunakan secara aktif oleh para kader.

Sebagai bagian dari intervensi gizi, program ini juga menggelar 90 Hari Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak-anak bergizi buruk. Menu yang disiapkan berbasis pangan lokal—seperti nasi jagung, sayur kelor, pepes ikan, dan bubur labu—dimasak oleh kader dari bahan yang tersedia di lingkungan sekitar, lalu didistribusikan langsung ke rumah-rumah sasaran setiap hari.

Program ini mendapat dukungan luas dari pemangku kepentingan daerah. Di Kabupaten Manggarai Barat, kegiatan dihadiri oleh Wakil Ketua PKK Maria Falentina Meli, Kepala Dinas Kesehatan Adrianus Ojo, Kepala Telkom Labuan Bajo Natris Humris, perwakilan Yayasan Sundelion Rizkiana Putri, serta jajaran Puskesmas Batu Cermin.

Pelaksanaan program di Senaru, Pamekasan, dan Makassar disambut antusias. Para kader tidak hanya memantau gizi anak, tetapi juga menjadi agen perubahan yang menyosialisasikan pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Kami tinggal di kaki gunung, kadang sulit ke puskesmas. Dengan program ini, kader datang membawa makanan sehat dan memantau tumbuh kembang anak saya. Saya juga diajari cara masak pakai bahan dari kebun sendiri,” ungkap Liana Sari, warga Desa Senaru, NTB.

SGM Social Responsibility Telkom, Hery Susanto, menyatakan bahwa program ini mencerminkan komitmen Telkom dalam memperluas dampak sosial lewat digitalisasi.

“Kami percaya digitalisasi harus menjangkau akar persoalan sosial, termasuk stunting. Melalui StuntingHub, kami tidak hanya menghadirkan solusi teknologi, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal sebagai motor perubahan. Inisiatif ini mendukung pencapaian SDGs dan menciptakan dampak nyata bagi lingkungan sekitar,” ujar Hery.

Dengan inisiatif ini, Telkom memperkuat perannya sebagai katalisator perubahan sosial. Pendekatan berbasis data dan kolaborasi dengan komunitas lokal menjadi strategi jangka panjang dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak dan keluarga. Program ini sekaligus berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 2 (Tanpa Kelaparan) dan poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), demi terwujudnya generasi masa depan yang lebih sehat dan tangguh. (HDS)

Berita Terkait
Mungkin anda suka
WhatsApp Image 2025-07-16 at 12.31.43
Terpopuler
RUPA COWORKING_COMPANY PROFILE_page-0001
Terbaru
Tagar Populer
Pengunjung