banner

Berkurban Bukti Kasih Sayang dan Taqorrub Kepada Allah

Sabtu, 7 Juni 2025 16:44 WIB
Oleh: Admin
Oplus_131072
Oplus_131072
Allahu Akbar ….Allahu Akbar …
أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Artinya:
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.

Keutamaan dari surat Al Kautsar ini bahwa kita diwajibkan untuk menebar kebaikan (berkurban). Dan jangan lupa dengan keikhlasan niat karena Allah dalam beribadah.

Allahu Akbar …Alllahu Akbar…

Saat ini tepat pada 10 Zulhijjah kaum muslimin yang sedang ibadah haji melaksanakan wukuf di arafah dan selanjutnya di malam tanggal 11 Zulhijjah melakukan rukun ibadah lainnya seperti mabit, lempar jumroh, tahallul kemudian memperbanyak zikir, tadarus al quran dan ibadah sunat lainnya.

Lautan tenda putih dan pakaian ihram putih jemaah di Padang Arafah menandakan kesatuan dan persatuan umat Islam dari berbagai penjuru dunia, dengan berbagai umur, golongan, kalangan, laki perempuan, tanpa kasta, tanpa pangkat, semua menyatu dalam melaksanakan ibadah haji. Tenda-tenda putih ini menjadi simbol spiritual yang kuat, menggambarkan persaudaraan yang erat dalam menjalankan ritual wukuf di Arafah, puncak ibadah haji.

Sedangkan bagi Umat Muslim di tanah air melaksanakan penyembelihan hewan lalu dagingnya diberikan kepada yang membutuhkan. Ibadah ini merupakan upaya umat muslim untuk berTaqorrub kepada Allah yakni sebuah upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berbuat baik. Taqarrub juga berdimensi kepada manusia dengan jalan saling tolong-menolong, memberi, dan meringankan beban orang lain.

Dua dimensi ibadah inilah yang saling berhubungan kuat antara yang pergi haji ke tanah suci dengan yang tinggal di masing-masing daerah melaksanakan ibadah kurban.

Allahu Akbar….Allahu Akbar

Bapak peletakan batu pertama ibadah kurban (penyembelihan hewan kurban) ada pada Nabi Ibrahim, dimana sejarah Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih Nabi Ismail anak kesayangannya yang ditunggu bertahun-tahun kehadirannya, namun karena keimanannya Ia menjalankan perintah Allah untuk menyembelih anaknya sendiri, yang kemudian Allah menggantikan penyembelihannya dengan seekor hewan kurban. Peristiwa ini menjadi tonggak disyariatkannya ibadah kurban sebagai bentuk pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Allahu Akbar…Allahu Akbar…

Ada nilai-nilai luhur di dalam prosesi dialog antara ayah dan anak dalam perintah berkurban, yakni:
1. Adanya ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT, dengan penuh keimanan untuk melaksanakan perintah tersebut. Ia rela meninggalkan apa yang dia cintainya sekalipun anaknya yang harus dikurbankan. Hal ini sesuai QS. Muhammad: 36.; “Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Pelajaran hikmah saat ini, relakah kita memberikan segala apa yng kita sayangi untuk berkurban.
2. Adanya kesabaran Nabi Ismail juga menunjukkan ketaatan kepada Ayahnya dan Allah SWT., sebagai bentuk pengorbanan keduanya seraya berkata, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”.

Allahu Akbar…Allahu Akbar …

Konteks kekinian saat ini adalah bahwa dalam memberikan pemahaman dan pengertian kepada anak-anak kita adalah dengan mengajak mereka berdialog. Ajak mereka untuk berada pada frekuensi keimanan yang sana kuatnya kepada Allah jadikan setiap momentum kualitas pertemuan menjadi upaya mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Perlu pengamanan dan pelestarian sejak dini terhadap nilai-nilai kesabaran, keikhlasan serta kepatuhan yang rasa-rasanya saat ini mulai agak tergerus oleh adanya transformasi budaya barat dan adanya kemudahan memberi dan menerima informasi tanpa penyaring yang tidak bisa dielakkan. Karena keemasan dan kejayaan bangsa dan negara dimasa datang adalah bergantung pada kualitas keimanan generasi penerus kepada Allah, tidak bergaya hedonisme dan materialistik namun intelektual jadi pemikiran kedepan dalam menyelaraskan nalar untuk menambah keimanan kepada Allah SWT.

Allahu Akbar ..Allahu Akbar ..

Berkurban merupakan bentuk ketauhidan uluhiyah yakni mengEsakan Allah SWT dalam segala bentuk ibadah dan ketaatan, berdoa hanya kepada-Nya, dan meminta pertolongan hanya dari-Nya, tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Berkurban juga sebagai bentuk ibadah Takhliyah dimana sebuah proses untuk membersihkan atau mengosongkan diri dari sifat-sifat buruk dan dosa. Pelit, pedit, kikir, kored dan behil merupakan sifat-sifat yang harus dikikis habis hilang dari perilaku manusia

Berkurban tidak semata-mata menyediakan hewan kurban melainkan lebih tinggi esensinya yaitu untuk menyuburkan dan mempraktekkan nilai-nilai ketulusan untuk membantu orang lain, bagi yang berkurban yang sampai kepada Allah adalah bukan daging dan darahnya melainkan nilai keikhlasan dan rela berkorban, dengan kata lain. Ketaqwaan adalah tujuan utama seorang muslim dalam berkurban

Allah memandang manusia bukan pada tingginya pangkat, kehormatan, ilmunya dan jabatan serta hartanya melainkan Allah melihat seberapa besar ketaqwaan manusia kepada Allah SWT.

Apabila prinsip-prinsip di atas menjadi pedoman kehidupan di dunia maka yang akan muncul adalah kesederhanaan, kelebihan ekonomi dan hartanya selalu bertaut pada hati dan perilaku yang senantiasa ingin berbuat baik membantu orang lain.

Begitu pentingnya ibadah kurban sampai-sampai diperingatkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah. Artinya: “Barang siapa yang memiliki kemampuan tetapi ia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat kami “.

Allahu Akbar ….Allahu Akbar….

Semoga bermanfaat.

Penulis
Pa’ Dhe Noer

Berita Terkait
Mungkin anda suka
WhatsApp Image 2025-07-16 at 12.31.43
Terpopuler
RUPA COWORKING_COMPANY PROFILE_page-0001
Terbaru
Tagar Populer
Pengunjung